MotoGP Catalunya. Elektronik Dimatikan, Pedrosa Kelabakan
otomotif
ManiakMotor – Akamsi adalah singkatan Anak Kampung Sini. Dan Akamsi itu adalah Jorge
Lorenzo dan Dani Pedrosa. Betul, mereka pembalap lokal asal Spanyol
yang berjaya di Sirkuit Catalunya, Spanyol, 3 Juni 2012.
Ada
satu catatan di MotoGP ronde lima ini, semua pembalap papan atas,
sama-sama melakukan kesalahan. Enggak hanya Ben Spies (Yamaha Factory
Team) yang jatuh ringan karena over shot, atau pun Dani Pedrosa yang mematikan electronic devices saat bertarung ketat dengan Lorenzo. Eh, Lorenzo pun juga melakukan kesalahan karena nyaris bablas di tikungan.
Tentu
menjadi kegeraman bagi tim masing-masing jika pembalapnya melakukan
kesalahan dan seolah me-nol-kan kerja keras seluruh anggota tim yang
mati-matian melakukan set-up mesin maupun sasis. Seperti Ben Spies dari Inggris misalnya. Entah apa yang dia pikirkan manakala memaksa late braking saat menyalip Pedrosa. Kenapa enggak tahan diri beberapa lap, untuk bermain aman. Toh motornya makin perform setelah engineer Yamaha sukses menyempurnakan sistem clutch YZF-M1 versi terbarunya.
Jatuhnya
bakal menjadi isu penting bagi tim Yamaha, karena kegagalan pembalap
nomor start 11 ini sudah kerap terjadi dan berulang. Apalagi seminggu
sebelum seri Catalunya, manager tim Yamaha, Massimo Meregalli memberi
sinyal lewat wartawan lokal, jika ‘yang tidak beres pembalapnya, bukan
anggota tim’ (Baca artikel : Nasib Ben Spies Di Ujung Tanduk).
Sama
halnya dengan Jorge Lorenzo yang mestinya sudah bisa meninggalkan
Pedrosa jauh di pertengahan balap. Hanya gara-gara sedikit kebablasan
berbelok ketika nge-fight Pedrosa. Lorenzo sempat ketinggalan 1 detik
lebih, meski akhirnya bisa ambil laih lomba.
Itu
bisa terjadi, juga karena Dani Pedrosa melakukan kesalahan ‘kecil’.
Roda depannya terangkat cukup lama, karena kelewat cepat buka gas. Ini
lazim terjadi pada pembalap saat bersaing ketat dan sengaja mematikan electronic devices agar ‘keterlibatan’ komputer pada saat dibuat nihil. Pembalap 100 persen mengatu rmotor.
Sebenarnya, dengan mematikan peranti elektronik, motor menjadi liar dan apa adanya. Tenaga motor, torsi, rpm, kopling dan lain-lain, 100 persen dikendalikan pembalapnya. Menjadi bahaya, karena motor menjadi zero tolerance pada kesalahan sekecil apapun yang dilakukan pembalapnya.
Bandingkan saat elektronik terlibat. Bukaan gas kecepatan, ECU akan menunda power tersalur liar ke roda belakang supaya enggak spin di tikungan. Atau ketika spin di tikungan, sensor traction control akan ‘melaporkan’ itu pada ECU dan secara otomatis, kecepatan dikurangi oleh komputer.
Pedrosa
melakukan kesalahan itu dan efeknya, dia disalip Lorenzo dan finish
kedua. Kenapa bisa roda depan terangkat? Jawabannya ya itu tadi, motor
liar dan tidak ada keterlibatan elektronik saat berpacu. Jika Pedrosa
kelewat cepat buka gas, ya roda depan terangkat. Coba dia “On” kan
peranti elektroniknya, roda depan tak mungkin terangkat dan kemungkinan
besar, naik podium tertinggi.
That’s race anyway... Tunggu catatan berikutnya. Yon